Sunday, February 22, 2009

False triune god

Allah telah menyatakan Diri-Nya kepada manusia secara khusus dalam Alkitab sebagai Allah Tritunggal, di sisi yang lain kita melihat bahwa iblis mencoba untuk (lagi-lagi) membuat tiruan, memalsukan apa yang dinyatakan oleh Allah. Dalam hal ini saya berhutang secara khusus kepada Brian J Walsh dan Richard Middleton (Transforming Vision) yang memberikan kepada kita usulan mengenai tritunggal palsu yang sama sekali tidak kudus.

Non-probadi pertama dari tritunggal palsu ini adalah saintisme, kita sudah punya anggapan bahwa dia yang punya ilmu pengtahuan yang tinggi lah yang akan maju. Hal ini meresap hingga ke semua lini masyarakat kita sehingga penyembahan terhadap ilmu pengetahuan sudah tidak asing lagi bagi kita; kita akan kesulitan mencari sekolah bagi anak kita, kita mencari sekolah yang memberikan penawaran mengenai ilmu yang terbaik bagi anak kita (tentunya dengan harga yang bersaing, ini nanti berkaitan dengan non-pribadi ketiga dari tritunggal palsu ini). Bagi para hamba Tuhan, demi menyembah tritunggal palsu non-pribadi yang pertama ini, mereka mengejar ilmu pengetahuan yang paling tinggi, studi-studi biblika yang paling baru, pengajaran filsafat yang paling "laku" sebab inilah tuhan yang mereka kejar; alih-alih belajar tinggi karena ingin mengenal Tuhan yang sejati, mereka malah mengejar ilmu (tentang Allah, tentang hermeneutika, tentang Alkitab dsb), mereka menyembah pengetahuan yang adalah tuhan palsu ini.

Non-pribadi tritunggal palsu yang kedua adalah teknisisme; hidup kita sudah sangat tergantung pada mesin, kita memuja mesin, dan kalau bisa menjadikan segala sesuatu sebagai mesin kita (termasuk Tuhan dan sesama kita). Mesin adalah non-pribadi kedua yang diperdewakan oleh manusia; dengan teknologi manusia dianggap dapat menggenggam alam, manusia dipandang mampu menaklukkan dunia. Yang menjadi pertnyaan kita adakah kemajuan yang sangat pesat dari tuhan mesin ini membawa kebaikan bagi manusia, ataukah mesin ini serupa Syiwa -dewa perusak dalam agama Hindu- yang semakin merusakkan kehidupan kita... Hal ini harus menjadi renungan kita.

Sementara non-pribadi ketiga dari tritunggal laknat ini adalah ekonomisme; tampaknya non pribadi inilah yang mengontrol dan menjadi motif dalam dunia ini. Sains dan teknologi sangat didorong oleh motif ini. Celakanya bahkan pelayanan kerohanianpun kini ditawarkan dengan motif ini. Manusia zaman ini hampir tidak ada yang tidak mengenal satu kata kunci yang mampu menghubungkan semua manusia di seluruh bumi ini, kata itu adalah dagang. Untuk apa kita bersekolah, jadi dokter, arsitek dsb. Jawabannya adalah supaya kita bisa melacurkan diri kita dengan kemolekan badan kita, yaitu payudara ilmu kedokteran, paha seksi ilmu arsitektur, ataupun suara erotis dari ilmu manajemen; apakah kita mengejar kesemuanya itu untuk melayani Tuhan kita yang sejati. Semestinya!!! tapi kenyataannya??? Ah kita hanyalah pelacur, yang memperdagangkan diri, sekolah kita hanyalah bedak, lipstik yang kita pakai untuk menggoda laki-laki hidung belang, yaitu perusahaan-perusahaan top yang punya uang banyak. Itulah non pribadi ketiga yang kita sembah... dunia kita ini mirip dengan gang Doli besar (gang Doli adalah sebuah kompleks prostitusi di Surabaya, ada orang berkata bahwa ini adalah kompleks prostitusi terbesar di Asia Tenggara namun saya tidak pernah melakukan verifikasi atas kebenaran data ini), dan kitalah pelacur-pelacurnya.

Dan herannya ternyata kultus kita terhadap allah palsu ini memiliki motif yang sama dengan penyembahan (palsu) kita terhadap Allah Tritunggal yang benar, yaitu berpusat kepada diri. Kita sudah sering sekali mendengar khotbah mengenai motif-motif manusia yang memperalat agama demi keuntungan diri sendiri; termasuk ketika manusia menyembah Allah demi kepentingan diri sendiri (self centered worship). Menarik untuk dicermati bahwa penyembahan terhadap allah-allah palsu ini ternyata juga untuk kepentingan diri kita sendiri. Manusia mengejar dewi ilmu pengetahuan, mengejar kemampuan sang dewa teknologi yang paling tinggi demi melayani sang pamuncak yaitu dewa uang; tapi untuk apa itu kesemuanya, tentu saja jawaban aklamatifnya adalah untuk saya!!! Untuk kemudahan hidup saya!!! bahkan semua motif sosial dan religius ternyata juga kita lakukan untuk kepentingan kita sendiri. Untuk apa pintar, supaya bisa kerja baik, supaya dapat banyak uang; bukankah dengan punya banyak uang kita jadi bisa kasi gereja, kita bisa bantu orang-orang miskin dsb. Apa salahnya??? (Kita mungkin pernah mendengar atau mengucapkan kalimat seperti ini dalam berbagai versinya) Salahnya semua tujuan diatas sebenarnya hanyalah tempelan, sebuah motif palsu dibalik penyembahan kita yang asli. Semua kegiatan religi dan aksi sosial hanyalah untuk menambal bolong-bolong dari kesejatian diri kita. Ini adalah kengerian yang paling utama, ini adalah penyimpangan yang paling dasar, yaitu penyimpangan objek ibadah kita; kita menyembah allah palsu yaitu tritunggal yang sama sekali jijik, dan semuanya itu kita lakukan untuk memanjakan diri kita yang berdosa. Untuk apa mendirikan gereja, jawabannya adalah untuk mendapatkan income, sebaliknya untuk apa pergi ke gereja, jawabannya adalah untuk mendapatkan berkat yang berupa income, atau setidaknya untuk penutup mata Tuhan agar Dia tidak melihat darah yang melekat pada tangan kita, yaitu darah para pekerja dan lawan bisnis kita yang kita tumpahkan di medan pertempuran bisnis.

Manusia dicipta menurut gambar rupa Allah sendiri; manusia adalah dia yang melaluinya Allah ingin merefleksikan dirinya, karena itu saya percaya natur utama manusia adalah mencerminkan kemuliaan Allah. Mencerminkan kemaharajaan Allah, dalam kesucian, keadilan, dalam cinta-Nya. Namun sayangnya, alih-alih kita dengan penuh bahagia dan sukacita menjalankan mandat mulia ini, kita malah melarikan diri, dan mencari objek lain untuk merefleksikan kemuliaan Allah ini. Kita membuat allah-allah alternatif untuk menggantikan Allah yang asli. Kita menyembah allah palsu, mengorbankan kemuliaan diri kita yang diberi oleh Allah dan dengan suka rela menyerahkannya kepada tritunggal palsu. Sungguh sebuah kebodohan yang terlalu besar.

Satu hal yang tidak kalah mengerikan adalah bahwa kita di dalam dunia ini telah menjadi penginjil-penginjil palsu yang memberitakan injil palsu yang berisi bahwa di bawah kolong langit ini tidak ada nama yang olehnya kita bisa selamat selain dalam nama dewi ilmu, dewa teknologi, dan dewa uang. Yaitu dengan mewartakannya kepada saudara kita, kepada anak-anak kita, secara sadar ataupun tidak sadar. Ketika kita bertemu teman kita, apa yang kita perbincangkan, apa yang paling menarik perhatian kita untuk kita bicarakan, bursa saham, kenaikan nilai properti, atau penemuan-penemuan teknis terbaru, HP yang tercanggih, atau sekolah-sekolah yang paling mutakhir. Kita akan sangat kecewa ketika anak kita mendapatkan nilai 6.7 dalam ujiannya, namun kita akan berbicara dengan nada bangga mengenai anak kita: Izebel memang nakal ah, tapi dari kecil dia juara terus... Ketika bisnis kita lancar, kita akan tertawa mendengar anak kita bercanda sedemikian (ketika menonton video konser Bee Gees): Pa, itu kan Yesus yang gondrong itu ya, dia nyanyi and pinter maen gitar juga yah... mungkin kita berujar ringan: hush nda boleh bicara gitu ah... Namun sebaliknya ketika dagangan kita rugi, kita akan membentak sekuat tenaga, diiringi tamparan keras ketika gelas kesayangan kita (yang harganya cukup mahal) dipecahkan anak kita. Kita tidak akan terganggu ketika dalam satu Minggu anak kita kehilangan kesempatan untuk beribadah di Sekolah Minggu karena kita akan mengajaknya pergi berlibur, sebaliknya kita akan kalang kabut ketika dia tidak bisa mengikuti ujian karena sakit. Kita sudah secara tidak sadar dengan begitu tekun mengajar anak kita untuk hormat dan menyembah tritunggal palsu. Dengan jalan inilah kita telah menjadi agen dari allah-allah palsu ini.

Mari kita merenungkan kembali siapakah Allah yang sejati, siapakah kita ini, seperti apa seharusnya kita hidup, siapakah yang semestinya kita sembah...


From Bintaro with love...

GOD be Praised!!!

1 comment:

  1. Sains, Teknologi dan Ekonomi adalah Tritunggal palsu kalo mereka terlalu diberhalakan,,

    Kalau dimanfaatkan secara wajar pada porsinya, maka mereka cuman alat,,

    Sains, mesin dan ekonomi adlh alat praktis yg membantu manusia menjalani hidup yg dikaruniakan Tuhan pada mereka,,

    Sekarang banyak pandangan yg menggugat sisi buruk / efek samping dari kemajuan sains, teknologi dan ekonomi,
    seperti misalnya gugatan atas polusi, fair-trade, global warming, dsb..
    Bukankah gugatan itu toh juga datangnya dari trio sains, ekonomi dan teknologi juga,,

    (Masak iblis berusaha menggugat dirinya sendiri?)


    Sains, teknologi dan ekonomi
    gak pernah menyatakan dirinya sebagai Allah,,
    Beberapa manusialah yg memberhalakannya,,
    (atau menuduhnya begitu)


    Sains, teknologi dan ekonomi juga masih terus berkembang dan berubah,, mereka belum menemukan bentuk finalnya,,
    Belum tentu mereka adalah iblis yg menyamar jadi Allah Tritunggal,,

    Saya duga, mereka hanyalah salah satu wujud laku umat manusia mencari kesempurnaan,, mencari Tuhan,,

    (mencari bukan menjadi)

    ReplyDelete