Thursday, August 26, 2010

Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu...

Konsep mengenai Kerajaan adalah sebuah konsep yang bersifat sangat Yahudi dan tentu saja sangat Kristen. Meski dalam Perjanjian Lama tidak terdapat frasa Kerajaan Allah, namun Perjanjian Lama dibanjiri dengan konsep ini, yaitu konsep mengenai merajanya Allah dibumi ciptaan milik Allah atas Israel dan sedang menuju seluruh dunia ciptaan milik Allah ini. Sekali lagi, Allah meraja, meraja atas Israel dan seluruh ranah ciptaan. Satu orang yang begitu dibanggakan oleh orang Israel adalah Daud yang adalah Raja. Raja adalah seorang yang memangku kuasa dari Tuhan; dan disini Raja menentukan sebuah bangsa menang atau kalah dalam sebuah peperangan, raja menentukan rakyat hidup makmur atau miskin, tertindas atau merdeka. Ini sebuah konsep yang berbeda dengan republik atau perserikatan; di dalam kerajaan rakyat dituntut untuk tunduk kepada raja dan tidak jarang dalam konsep Timur Dekat Kuno raja dianggap sebagai anak dewa atau allah atau bahkan raja memiliki unsur keilahian tertentu. Kita akan menelusuri secara singkat perjalanan pembentukan pemikiran bangsa Israel mengenai kerajaan yang akhirnya diafirmasi oleh Tuhan Yesus dan diteruskan oleh para rasul dan yang secara tragis bermetamorfosis ditengah terpaan filsafat Yunani yang bersifat dualistik dan diadaptasi oleh gereja-gereja Barat yang cara pikirnya kita warisi hingga saat ini, yang mana hal tersebut banyak mengebiri jati diri gereja sebagai warga kerajaan yang menang dan senantiasa menang.

Pertama, kita melihhat dari kitab Daniel. Daniel saya percaya merupakan satu kitab yang membekas begitu kuat di kalangan orang Yahudi, bukan sekedar karena kisah heroik Daniel yang menciutkan para singa ataupun para jagoan super berani yang bersantai di dalam dapur api. Daniel menawarkan konsep yang begitu khas, yaitu bahwa ketika Nebukadnezar dipandang sebagai raja yang paling berkuasa, Daniel menyatakan bahwa raja seperti ini harus bertekuk lutut, bertingkah seperti binatang, menjadi susah tidur, bertindak luar biasa gila, dan harus “ditolong” oleh seorang tawanan dan pada akhirnya harus menyatakan bahwa TUHAN lah Allah, Dia lah Raja. Mengamati kitab Daniel dalam kanon septuaginta yang ditempatkan diantara kitab para nabi pun kita sudah mendapatkan suatu gambaran yang sangat triumphalistik. Diantara kitab para nabi yang menyatakan penghukuman TUHAN atas Israel yang mana Israel akan dibuang, Daniel menyatakan bahwa di tanah buangan, TUHAN tetap yang berkuasa; meski bait suci hancur, Yerusalem hancur hal itu bukan berarti kemenangan Babilon atas Israel atau allah-allah Babilon atas Allah Israel, namun sebaliknya bahwa di tanah pembuangan tersebut, sang raja paling besar harus bertelut dihadapan Allah melalui orang-orang buangan tersebut. Nebukadnezar, Belsyazar, Darius, saiapapun raja yang memerintah di sana, kitab Daniel memberikan gambaran bahwa yang memerintah dan berkuasa bukan mereka namun TUHAN Allah Israel, berita pertama yang harus kita camkan: TUHAN yang bekerja dan menampakkan keperkasaan di dalam kitab Daniel adalah TUHAN yang hidup sampai sekarang, pertanyaannya adalah apakah Dia benar-benar Tuhan buat kita??? Ataukah secara tragis sebenarnya kita mengabdi kepada raja lain seperti pekerjaan kita, uang, anak, keluarga, teknologi, proyek-proyek besar atau bahkan pelayanan kita???

Dalam kitab Daniel 7 kita mendapatkan gambaran mengenai Anak manusia yang pergi kepada Yang Lanjut Usia dan Anak Manusia tersebut diberikan kuasa untuk menjadi Raja yang mana kekuasaan-Nya adalah kekal sampai selamanya. Bayangkan ditengah kitab yang berkata tentang beberapa kerajaan utama yang sangat besar muncul satu berita mengenai Anak manusia yang menjadi raja. Aktor utamanya bukanlah Nebukadnezar, bukan Darius atau Belsyazar, bukan pula Daniel bahkan, namun Anak Manusia ini. Maka ketika Tuhan Yesus datang dan membawa menyatakan diri sebagai Anak manusia bisa kita bayangkan apa yang ada pada benak pendengar pada waktu itu. Banyak orang Kristen sekarang yang membaca frasa Anak Manusia lepas dari konteks kitab Daniel, menyatakan bahwa Anak Allah mnyatakan keilahian Tuhan Yesus, Anak manusia menyatakan kerendah hatian, menyatakan kemanusiaan Tuhan Yesus. Namun sebenarnya ketika Kristus Yesus menyatakan Anak Manusia maka konsep ini langsung menyusup pada pikiran orang Yahudi yang sangat dipengaruhi oleh kitab Daniel ini, disini frasa Anak manusia merupakan highly messianic title. Tidak heran, para murid menjadi begitu bersedih dan susah ketika Dia berkata Anak Manusia akan diserahkan dan menderita. Anak manusia menjadi raja, ditengah gambaran mengenai binatang-binatang buas yang hebat besar dan berkuasa, ditengah-tengah bangsa yang menang, ditengah raja yang berkuasa Daniel menceritakan mengenai Anak Manusia yang menjadi raja dan kekuasaan-Nya adalah kekuasaan yang kekal dan tidak berubah. Kini saya ingin mengajak kita untuk merenung, bila sang Anak Manusia telah dinyatakan 2000 tahun lalu, dan Anak Mnnusia tersebut adalah Raja yang menentukan makmur-susah, menang-kalah kita; apakah benar seluruh hidup kita bergantung pada Dia??? Adakah tekanan besar ketika kita berdosa dan merasa jauh dari Dia, adakah sukacita besar ketika kita diijinkan untuk berbagian dalam melayani dan bekerja bagi Dia??? Coba pikirkan mana yang lebih membanggakan kita mendapatkan kewarganegaraan USA atau Inggris, berhasil masuk dalam Harvard University, atau menjadi warga kerajaan yang mana sang Anak manusia menjadi raja??? Ah jangan-jangan memang si Anak Manusia tersebut Raja, namun Dia belum benar-benar menjadi Raja kita. Sekali lagi Jangan-jangan yang menajdi raja, yang menentukan menang kalah kita, hidup mati kita adalah binatang-binatang, atau raja-raja dunia, entah Nebukadnezar, Darius, atau perusahaan-perusahaan internasional, atau nama bos kita, atau pekerjaan kita, atau bahkan pelayanan kita.

Kita lanjut masuk kedalam Perjanjian Baru diamana Sang Anak Manusia telah terang-terangan menyatakan Diri, bahkan Dia menyatakan bahawa ketika setan diusir pada saat itulah Kerajaan Allah datang diantara mereka (Mat 12:28). Kalimat ini yang menjadi gap besar antara kekristenan asali dengan konsep Yahudi yang tersesat dan kristen Injili abad ini yang banyak dipengaruhi oleh abad pertengahan. Tuhan Yesus menyatakan bahwa kerajaan Allah adalah diusirnya setan, sementara orang Yahudi menganggap bahwa kerajaan Allah adalah suatu kondisi dimana keadaan seperti zaman Salomo terulang bahkan dengan lebih genap, semua bangsa bertekuk lutut dibawah raja Israel. Dengan konsep demikian tidak heran bhawa begitu susah bagi mereka untuk menerima Mesias yang dari golongan Zelot bukan, menyandang pedang tidak, mengendarai kuda juga tidak, menghajar kaisar tidak, menyingkirkan pezinah juga tidak. Ini Raja macam apa??? disisi yang lain, berbeda juga dengan konsep Injili terlebih yang dikawin campur dengan agama sesat dunia hedonistis yang gila. Sorga adalah suatu tempat disana dan di suatu hari, dimana disana tidak bersifat material, atau sorga berisi berbagai kesenangan seperti kesejukan, kolam renang mobil mewah dsb. Coba kita tanya bayangkan sorga, kalau disuruh memberi visualisasi kita akan membayangkan satu tempat yang penuh warna putih, dan berhawa sejuk bukan??? Sorga bukanlah tentang melayang-layang diawan dengan baju putih dan harpa ditangan. Sesungguhnya sorga adalah dikalahkannya setan, membuat manusia yang membawahi seluruh ciptaan untuk menjalankan kehendak Allah secara genap dan penuh.

Konsep ini belum dimengerti oleh para murid, namun Tuhan terus sabar. Dalam kitab Kisah Para Rasul dikatakan bahwa setelah kebangkitan masih saja terus dan berulang-ulang Tuhan Yesus mengajar mereka mengenai Kerajaan Allah (1:3). Pada hari-hari terakhir Tuhan Yesus sebelum Dia terangkat ke sorga, Dia mengajar mengenai kerajaan Allah, disini kita melihat bahwa konsep ini sangat penting. Perhatikan bahwa dalam Injil Lukas, Dia menyatakan bagaimana Tuhan Yesus menyatakan bahwa Kerajaan Allah tersebut datang dalam diri Tuhan Yesus, dan dalam Kisah para Rasul, Lukas menyatakan bagaimana Kerajaan Allah yang sudah datang tersebut dilanjutkan oleh para rasul. Kerajaan Allah adalah sebuah realita besar (yang begitu ditekankan dalam keseluruhan Alkitab) dan kedatangannya yang sudah terjadi dan terus berlangsung adalah realita yang lebih besar lagi. Masih dengan format Yahudi murid-murid bertanya maukah pada masa ini pulihkan kerajaan Israel, terhadapa pertanyaan yang salah ini Tuhan Yesus menjawab tidak perlu tahu waktu, namun Tuhan Yesus menjawab; IYA pulihlah kerajaan tersebut, bagaimana pulihnya??? Kamu akan menerima kuasa. Inilah kepulihan kerajaan tersebut, NT Wright menyatakan kerajaan tersebut dimulai dari Kristus Yesus dan diteruskan oleh 11 + 1 pembawa berita yang memberitakan keseluruh dunia, menjadi saksi bahwa Yesus adalah Raja. Dibagian tengah Kisah Para Rasul (ps 12) kita melihat ada raja lain yang menjadi kontestan, yaitu Herodes yang membunuh murid Yesus sang Raja asli. Namun ternyata rajanya memang bukan Harodes, menjadi kontestan raja yang asli membawanya pada ajal yang menyedihkan, mati ditampar malaikat, dan menjadi makanan cacing. Orang yang meninggikan diri sedemikian rupa, bahkan tidak menaruh hormat kepada Allah harus direndahkan serendahnya hingga menjadi konsumsi para cacing. Kita juga melihat bagaimana dihadapan kaisar, Paulus memberitakan Injil; dalam pemberitaan tersebut Agripa, sang kaisar bahkan menyatakan bahwa hampir-hampir dia menjadi orang Kristen, dan dengan lebih lantang lagi Paulus menyatakan bahwa dia berdoa agar seluruh orang yang hadir menjadi pengikut Kristus (26:29). Inilah artinya pulihnya kerajaan ini. Saya suka untuk menyatakan kerajaan Allah bukan dengan slogan alrady and not yet; tapi already and is going on; sudah dan sedang datang dalam kepenuhannya. Menunjukkan bahwa kerajaan Allah itu sedang menuju kepada puncaknya Kingdom of God is marching on!!!

Teks ini sangat menggairahkan orang-orang Kristen. Josephus, Seorang sejarawan Yahudi bahkan menyatakan bahwa teks yang menyatakan bahwa Anak manusia teangkat sorga ini menjadi satu motivasi besar bagi orang-orang Yahudi untuk mengadakan pemberontakan dami pemberontakan. Kita mengingat kembali dalam teks Daniel 7 mereka melihat Anak Manusia naik menuju kepada Dia Yang lanjut Usia dan kepadanya diberikan kerajaan yang kokoh dan tidak akan musnah (13-14), dan dalam teks Kisah Para Rasul kita melihat Anak Manusia (Yesus Kristus) naik ke sorga. Suatu paralel yang jelas menyatakan proklamasi tentang kerajaan yang kokoh. Sekali lagi kita melihat reaksi yang salah, mereka memberontak berdasarkan pandangan kerajaan yang bersifat militeristik dan politis; namun mereka benar dalam menganggap teks ini sebagai berita penting, berita yang harus dengan segera direspon. Saat ini kita sudah dibanjiri dengan sangat beragam teks; apa teks yang membuat kita harus segera bertindak??? Mungkin teks tentang politik, mungkin teks tentang bursa saham, dan tentu saja tidak boleh ketinggalan; teks di surat kabar tentang midyear sale. Teks yang ditulis dengan huruf besar diskon 80% menjadi teks yang paling aktual bagi ibu-ibu masa kini, degnan sedikit mengabaikan tanda bintang yang mengarah pada tulisan “syarat dan ketentuan berlaku”. Namun bagi pengikut Kristus mestinya berita mengenai kerajaan Allah yang datang ini menjadi teks utama yang menuntut immediate response (respon yang terjadi dengan segera). Bagian akhir Kisah Para Rasul membuat saya sangat terharu, Paulus terus memberitakan tentang kerajaan Allah hingga ke Roma (keujung bumi yang dikenal pada waktu itu). Sekarang kita sudah melihat ujung-ujung bumi yang lain; sekolah kita, kantor kita, pelosok Indonesia, bahkan benua dan bagian bumi yang begitu luas; kesanalah Injil kerajaan ini harus terus disiarkan oleh kita yang telah menerima kuasa dari Allah Roh Kudus ini, mari kita beritakan bahwa yang menjadi raja adalah Kristus, setan dikalahkan dan kehendak Allah terjadi.

Selanjutnya kita melihat teks yang ditulis oleh Yohanes murid Tuhan Yesus; berkenaan dengan kerajaan 1000 tahun (Why 20). Pandangan amilenialisme sangat konsisten dengan melihat sastra yang dipenuhi simbol ini dengan pembacaan simbolis idealistis. Kerajaan 1000 tahun adalah masa kita hidup sekarang ini, yaitu antara kedatangan Kristus Yesus yang pertama dan kedua, bukan nanti suatu hari (memandang angka 1000 sebagai sebuah angka yang genap bukan angka dalam pengertian literal). Kini kita sedang hidup di masa dimana iblis diikat, Kristus raja berkuasa, Kristus memerintah bersama dengn para martir, para saksi Tuhan yang mati karena imannya. Dia memerintah dan iblis dikalahkan.jika ini adalah realitanya, maka mari kita menantang diri kita untuk berrespon terhadap doktrin sederhana ini. Kerajaan 1000 tahun dimana iblis diikat kalah, dan Kristus memerintah dimulai sejak Kristus datang yang pertama kali. Ini adalah realisasi dari doa yang Tuhan Yesus sendiri ajarkan datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, dibumi seperti di sorga. Bila pada zaman Elia, kita melihat seorang nabi berteriak lantang Ya TUHAN Allah Abraham, Allah Ishak, dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang bahwa Engkaulah Allah... bila dihadapan kaisar Agripa Paulus berteriak lantang mengenai Injil Kristus Yesus, maka kini biarlah dihadapan para penguasa dunia, dihadapan para bos kita, dihadapan kuasa Youtube dan Facebook, dihadapan tirani Blackberry dan perangkat teknologi serta gaya hidup, dihadapan mitos progresi dan angan-angan globalisasi, dihadapan pasar saham, pergerakan harga logam mulia serta perubahan angka buku deposito kita,biarlah dihadapan mereka semua dinyatakan bahwa Kristus lah Raja, Dialah Penguasa yang menentukan menang-kalah, makmur-tertindas bahkan hidup-mati kita. Mari kita benar-benar mengamini doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, dibumi seperti disorga; di Indonesia seperti disorga, di GRII Bintaro seperti disorga, dirumah saya seperti disorga, bahkan dalam diri saya seperti dalam Diri Tuhan Yesus Kristus (karena dalam Dialah kehendak Allah secara penuh telah jadi). Doa ini menuntut respon yang berat, namun memang doa ini menuntut hingga kepada detail yang paling personal. Maukah kita, rindukah kita, banggakah kita??? Atau ternyata Kristus memang bukan Raja kita??? Biarlah belas kasihan TUHAN menuntun kita menjadi penggenapan datangnya kerajaan Allah yang memang telah dan sedang datang ini.


GOD be praised!!!